IKUTLAH AKU
MATIUS 9 : 9-13
I.
Pendahuluan
Kehidupan Matius:
Dalam
ay. 9, Matius duduk di rumah cukai yang berarti tempat pemungut cukai/pajak.
Matius adalah seorang pemungut cukai. Matius disebut juga Lewi (Markus 2:14; Lukas
5:27). Pemungut cukai berarti penagih pajak, yakni petugas-petugas yang
bertugas untuk memungut cukai atau pajak untuk pemerintah penjajah (Roma).
Pemungut
cukai sering kali memeras rakyat (band. perkataan Zakheus dalam Luk.19:8) untuk menguntungkan diri sendiri. Jawaban
Yohanes Pembaptis untuk pertanyaan para pemungut cukai (Luk. 3:12-13): “Jangan
menagih lebih banyak dari apa yang telah ditentukan bagimu” menunjukkan bahwa
ada banyak pemungut cukai yang menagih atau menuntut masyarakat untuk membayar
pajak melebihi dari apa yang telah ditentukan kaisar, raja dan wali negeri.
Pemungut
cukai dibenci dan dianggap najis oleh orang Yahudi fanatik, karena mereka
senantiasa berhubungan dengan orang-orang kafir dan seringkali ‘memeras’
masyarakat. Karena itulah orang Farisi tidak boleh makan bersama-sama dengan
pemungut cukai dan orang-orang berdosa (Mat. 9:11)
II.
Isi
Bagaimana
kita meresponi panggilan Tuhan “Ikutlah Aku”
Memalui bacaan
Firman Tuhan (Mat 9:9-13) ada 3 hal penting yang dilakukan oleh orang percaya
dalam meresponi panggilan Tuhan (Ikutlah Aku) yaitu
1. Berani mengambil keputusan (9)
Matius tampa berpikir panjang dia lalu
berdiri dan mengikuti Yesus.
Mengapa Matius ambil keputusan demikian
karena Matius kenal siapa yang mengajak. Matius mengetahui yang mengajak dia
adalah Yesus yang menyembuhkan orang sakit, mengajar, melakukan mujizat dll.
Aplikasi
Saat kita mau mengambil keputusan untuk
mengikuti seseorang yang mengajak kita maka ada beberapa hal yang akan perhatikan
siapa yang mengajak kita apakah kita sungguh mengenal dia sehingga ketika kita
diajak kita mau mengikuti dia dan Jika untuk meresponi panggilan Tuhan Ikutlah
Aku maka kita perlu tahu
siapa Tuhan yang mengajak kita Dia adalah
Pencipta dan pemilik atas segala sesuatu yang ada didunia ini. Dia pribadi yang
hadir kedunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dari hukuman dosaia dan Dia juga pribadi yang memberi jalan keluar
bagi setiap persoalan, menyembuhkan sakit penyakit, memberi masa depan yang
cerah dll. Dan yang paling penting adalah kita perlu menerimah dia secara
pribadi, sebab ketika kita menerimah dia dan tinggal dalam hidup kita maka kita
akan mengalami pembaharuan dalam hidup kita.
2.
Berani menerimah resiko (11)
Matius baru saja mengambil keputusan untuk
mengikuti Tuhan dan ketika makan bersama datang orang farisi dan bertanya
kepada murid-murid mengapa Gurumu
makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa”
pertanyaan orang-orang farisi mengadung satu unsur cibiran. Tapi karena Matius
sudah membuat keputusan sehingga dia tidak ragu-ragu.
Matius 8 :18-22 “ hal mengikut Yesus”
Berani melepas dan meninggalkan sesuatu
sebab ketika orang farisi bertanya tentunya dia memiliki satu motifasi sebab
Tuhan Yesus sangat popular sehingga dia berpikir jika mengikut Tuhan dia akan
mendapatkan status social/kedudukan sebab dia orang yang rohani sehingga Tuhan
menjawabnya “serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang tetapi anak
manusia tidak memiliki tempat untuk meletakan kepala-Nya. Dan juga salah
seorang murid bertanya dan meminta ijin untuk menguburkan orang tuanya tapi
kata Tuhan “Ikutlah Aku biarkan orang mati menguburkan orang mati” dan juga
seorang lain meminta ijin untuk pamit kekeluarganya tetapi Yesus berkata dengan
tegas “setiap orang yang siap untuk membajak tetapi manenoleh kebelakang dia
tidak layak bagi kerajaan Allah dan juga dalam Injil markus juga disitu
diceritakan bagaimana Yesus sendiri tertolak dikampung halamaNya dan juga
cerita lainnya dimana seorang muda yang benar sekalipun sulit untuk mengikut
Tuhan ketika Tuhan menyuruh dia untuk menjual segala harta kekayaannya.
Aplikasi
Dari contoh-contoh yang ada dalam alkitab
memberikan pemahaman bagi kita bahwa Saat kita meresponi panggilan Tuhan untuk
mengikuti Dia bukanlah keputusan yang mudah sebeb kita harus berani melepas
segala sesuatu dan kita juga harus siap untuk menghadapi banyak persoalan,
ditolak, dicerca, dianiaya, dll. Tidak sesuai dengan harapan kita maka itulah
keputusan yang sudah kita buat dan kita harus siap untuk menghadapinya karena
kata Tuhan jika kita mau mengikuti Dia maka kita harus pikul salib (Mat 16:24)
3.
Menyadari keberadaan kita sebagai orang berdosa
(11)Pertanyaan
orang Farisi (ay. 11): “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai
dan orang-orang berdosa?” menunjukkan bahwa orang Farisi:
- Menganggap diri lebih rohani/tidak berdosa
- Menganggap Yesus berdosa
- Tidak berbelas kasihan terhadap orang berdosa
Aplikasi:
Ketidaksadaran seseorang akan keberadaannya sebagai orang berdosa dan
menganggap diri lebih baik dari yang lain akan membatasi dan menghalangi untuk
meresponi panggilan Tuhan.
Status kita sebagai orang berdosa
Ketika mengaku dengan mulut kita bahwa kita adalah orang berdosa maka
kita akan tertolong dan rela hati untuk mengikut Tuhan ketika Tuhan memanggil
kita, sebab
Tuhan datang kedunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.
III.
Kesimpulan
ketika Tuhan memanggil kita maka
kita harus meresponinya dengan, mengambil keputusan, keputusan itu dibuat
dengan mengenal siapa Yesus dan harus menerimah Dia secara pribadi.
Berani menerimah resiko yakni
memikul salib.
Menyadari keberadaan sebagai orang
berdosa sebab Tuhan datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dari hukuman
dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar